Selasa, 14 Februari 2012

untuk memastikan semua berjalan lancar, setiap pulang sekolah panitia GMP 2012 berkumpul di depan koperasi smaga untuk membahas kesiapan, semangat panitian GMP 2012
#GMP2012sukses :D
kuota peserta GMP sudah terpenuhi, bagi yang terlambat, masih ada GMP tahun-tahun depan kok ;)
yang udah masuk kuota jangan lupa yang baru konfirmasi belum daftar ke SMA Negeri 3 Semarang dateng aja langsung ke smaga, disana panitia selalu jaga stand kok ;)
setelah pulang sekolah , kami tunggu ya :)

Minggu, 12 Februari 2012

ayooo semangat bentar lagi GMP yang belum daftar bisa daftar di SMA N 3 langsung :)

GMP 2011 :)
































sejarah "FDI SMA N 3 Semarang"


A.    Sejarah Singkat FDI SMU 3 Semarang


Awal berdirinya Forum Diskusi Ilmiah (FDI) SMU 3 Semarang pada tahun 1986 merupakan suatu organisasi yang formatnya mendekati sebagai bentuk “science club” (KIR). Pada awalnya memang hanya kumpulan dari siswa-siswi yang mendiskusikan hal-hal terbatas di bidang fisika, kimia, biologi. Tetapi sejalan dengan perkembangan zaman, maka permasalahan dalam diskusi tersebut semakin meluas ke dalam banyak hal, misalnya di bidang politik, sosial, budaya, ekonomi, dll.
Kemudian berdasarkan Buku Juklak OSIS terbitan dari Depdikbud, disebutkan bahwa pada Seksi V OSIS wajib mendirikan suatu forum diskusi ilmiah. Berdasarkan hal itu, maka pada tahun 1990 secara resmi berdiri organisasi FDI (Forum Diskusi Ilmiah) di SMU 3 Semarang yang sebenarnya nama tersebut memang sudah ada pada Buku Juklak OSIS. Jadi nama itu bukan merupakan karangan, ide, atau gagasan dari seseorang.
Adapun tanggal ulang tahun dari FDI SMU 3 Semarang tidak begitu jelas dan atas kesepakatan dari Pnegurus FDI periode 2000-2001, hari ulang tahun FDI SMU 3 Semarang ditetapkan tanggal 1 Februari, dengan asumsi sudah berdiri sejak tahun 1990 (1-1-1990). Dipilihnya tanggal tersebut atas dasar pembuatan dan penetapan AD/ART FDI SMU 3 Semarang.
Pada saat pertama kali dibentuk, FDI merupakan organisasi intra kurikuler (tidak ada nilai di rapor), sehingga keanggotaannya adalah terbuka bagi siapa saja dan tidak adanya batasan-batasan mengenai keanggotaan FDI. Walaupun termasuk kegiatan intra kurikuler, FDI tetap eksis karenga semua anggota benar-benar loyal dan berdedikasi dan FDI benar-benar menjadi wadah organisasi yang menerima serta menampung segala ide, gagasan, pemikiran, dan kreativitas sehingga di FDI semua orang akan merasa lebih dihargai.
Seiring dengan perkembangan zaman, ternyata minat untuk menjadi anggota FDI semakin berkurang karena beberapa siswa menganggap bahwa nilai itu lebih penting dalam mengikuti kegiatan kurikuler, maka mulai pada tahun 1999, FDI berubah menjadi kegiatan ekstra kurikuler. Perubahan ini diperjuangkan oleh pengurus FDI 1998-1999 yang memberi dampak semakin banyaknya siswa yang ingin menjadi anggota FDI. Pembaharuan dan beberapa terobosan terus dilakukan oleh FDI sehingga FDI benar-benar menjadi organisasi yang selalu dinamis mengikuti perkembanan zaman.


B.     Definisi Nama Forum Diskusi Ilmiah

Forum            : wadah untuk melakukan suatu aktivitas yan terbuka untuk siapa saja yang keanggotaanya bersifat fleksibel
Diskusi            : suatu aktivitas dimana dua oran atau lebih berkumpul saling bertukar pikiran secara lisan maupun tulisan untuk membicarakan dan membahas suatu permasalahan
Ilmiah             : ilmu, berdasarkan ilmu (mengacu pada kegiatan diskusi)

Forum Diskusi Ilmiah (FDI) merupakan suatu wadah terbuka untuk siapa saja bisa mengeluarkan pendapat dan bertukar pikiran, berdiskusi, dan mempelajari diskusi itu sendiri. Misalnya bagaimana berdiskusi yang baik, jenis-jenis berdiskusi, jenis-jenis diskusi, retorika, dsb.


C.    Makna Lambang FDI

o   Tudung Akar
o   FDI memeliki pndasi yang kokoh dan tidak bisa digoyahkan sehingga mempunyai kekuatan dan pengaruh yang kuat serta tetap konsisten dan komitmen terhadap suatu prinsip.
o   FDI memiliki anggota yang memegang teguh prinsip dan menanamnya dalam diri pribadi sehingga membuat kita mnjadi peduli dan kritis.
o   Tangan menunjuk
o   Memberi tanggung jawab kepada kita untuk menyadari bahwa sebagai generasi muda harus memiliki pemikiran, dedikasi, dan kepedulian terhadap kmajuan bangsa dan negara.
o   Mengingatkan kita untuk saling introspeksi diri kita masing-masing.
Warna coklat   : lambang tanah, melambangkan kesederhanaan
Warna biru      : luas dalam berpikir dan sebagai lambang keteduhan
Warna kuning  : keceriaan dan kebebasan dalam berpikir serta berpendapat
Warna hitam    : keteguhan

D.    Visi FDI SMU 3 Semarang
Visi yang paling mendasar dari FDI SMU 3 Semarang adalah membentuk pribadi yang religius, kreaif, dan mandiri secara mental dan sprituil serta memiliki pola pemikiran yang selalu kritis dalam menghadapi berbagai permasalahan, yang diharapkan dapat merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika masih sebagai anggota FDI maupun tidak.

E.     Permasalahan Klasik di FDI
Permasalahan klasik di FDI adalah keanggotaan dan kegiatan rutin.
Tentang anggota, mau konsentrasi di kuantitas atau eksis di kualitas? Sebelum menjawab pertanyaan di atas, perlu disadari bersama bahwa FDI butuh orang yang “banyak” untuk menghidupkan suasana dan membuat kegiatan semakin semarak dan variatif. Tetapi, jumlah anggota yang banyak tanpa diimbangi dengan kualitas dan loyalitas setiap individu akan membuat FDI menjadi kurang berarti.
Perlu diingat bahwa antara kuantitas dan kualitas anggota FDI adalah sama-sama pentin. Kita tidak bisa memisahkan satu sama lain, karena kedua-duanya sama-sama dibutuhkan di FDI.
Mengenai masalah kegiatan rutin yang diadakan, terkadang seorang angota bosan dan jenuh dengan kegiatan FDI yang cenderung hanya itu-itu saja, karena hanya mengarah mengenai diskusi, debat argumen, atau mengkritisi dan menanggapi suatu permasalahan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena selama ini belum ada terobosan-terobosan baru mengenai konsep kegiatan rutin yang bisa dikemas secara unik, menarik, inovatif, variatif, dan tidak membosankan.
Setidaknya kita mengetahui permasalahan klasik di FDI agar bisa lebih mengenal dan mendalami FDI. Untuk mengatasi permasalahan klasik itu diperlukan proses dan waktu yang panjang, tetapi seitidaknya mulai dari sekarang setiap anggota FDI menyadari pentingnya komunikasi dan saling pengertian antar sesama anggota dan pengurus, karena suatu organisasi akan terasa “hampa” jika di dalamnya tidk ada kepedulian sesama anggotanya.